win77bet.com / bet77poker.com - Cerita ini bermula pada waktu itu aku lagi
kuliah di semester VI di salah satu PTS di Bandung. Ceritanya saat itu
aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah
dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2
tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga,
kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima. Kebetulan
di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak
perempuanku, "Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat", tapi
kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah
rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.
Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu
Vivin namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun
tapi belum juga menikah. Ibu Vivin bertanya, "Eh, kamu akhir-akhir ini
kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin
yang itu.."
"Itu apanya Bu?" tanyaku.
Memang dalam
kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karena aku sering juga curhat sama dia
karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai
cerita,
"Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku", kataku.
"Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri", kata Ibu Vivin.
Begitu dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami
kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian
sama Ibu Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku
sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah. Siang itu tepat jam
11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang
di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada
orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku
pergi ke arah dapur.
"Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu?" tanyaku.
"Kamu kok nggak kuliah?" tanya dia.
"Habis sakit Bu", kataku.
"Sakit apa sakit?" goda Ibu Vivin.
"Ah.. Ibu Vivin bisa aja", kataku.
"Sudah makan belum?" tanyanya.
"Belum Bu", kataku.
"Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya", katanya.
Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambil
ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak
berbau seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh
tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun
sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang
perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.
"Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?" tanyaku.
"Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu", katanya.
"Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis", kataku.
"So pasti dong", katanya.
"Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin", dengan enaknya aku nyeletuk.
"Aku bersedia kok", kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap
wajahnya. Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa
keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai
memegang tangannya. Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan
sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu
terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.
"Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin", kataku.
"Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu", katanya.
Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi
tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup
keningnya. Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup
matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan
lembut sambil kubisikkan, "Aku sayang kamu, Ibu Vivin", tapi dia tidak
menjawab sedikitpun.
Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan
bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa
kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik
tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi
bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut.
Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku.
Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan
sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, "Aah.. cup.. cup.. cup.." dia juga
mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10
menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka.
Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.
"Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya!
Kubisikkan Ibu Vivin, "Vivin kita ke kamarku aja yuk!".
Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti
kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku
sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan
perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi
tubuhnya. Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang
kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan
telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya. "Ah.. ssh.. terus Ian",
Ibu Vivin tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar
yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, "Aah.. ssh.." dengan
sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan
celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus
dengan lembut, "Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.
Kusikapkan
celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu..
cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan
itu, "Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak
tahan lagi", sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya
Vivin juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja
terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. "Oh.. besar
amat", katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia
mengelus zakarku, "Uuh.. uh.. shh.." dengan cermat aku berubah posisi
69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai
menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya
dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang
kemaluannya, "Aah.. uh.. ssh.. terus Ian", Vivin mengerang. "Aku juga
enak Vivin", kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di
jilati dengan lembut, "Assh.. oh.. ah.. Vivin terus sayang", dengan
lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, "Aahk.. uh.. ssh.."
sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang
namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.
Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu
tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit
kudorong pinggulku, "Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih
perawan", katanya. "Haa.." aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci.
Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, "Aahk.." teriak
Vivin, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2
menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus
kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7
menit Vivin.. "Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian",
katanya. "Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh.." kataku. Tiba-tiba
menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa
kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat
lagi memuntahkan.. "Crot.. crot.. cret.." banyak juga air maniku
muncrat di dalam lubang kemaluannya. "Aakh.." aku lemas habis, aku
tergeletak di sampingnya.
Dengan lembut dia cium bibirku, "Kamu
menyesal Ian?" tanyanya. "Ah nggak, kitakan sama-sama mau." Kami
cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak
kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini tentu
saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan
apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak
kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan
kini Ibu Vivien menjadi pacar gelapku. - win77bet.com / bet77poker.com
Friday, November 13, 2015
Home »
agen casino
,
agen ibcbet
,
agen judi
,
agen poker
,
agen sbobet
,
bandar judi
,
bandar togel
,
bola online
,
facebook event
,
judi bola
,
judi poker
,
poker online
,
Prediksi bola
,
Valentino Rossi
» Cerita Sex : ibu Vivien Pemuas Nafsuku
bisa juga mengarang ceritanya
ReplyDelete